Setelah saya membuka kabar berita di CNN Indonesia (1) saya membaca artikel berita terbaru yang cukup memprihatinkan. Namun dalam hal ini kita dapat mengambil hikmahnya yaitu teliti dan hati-hati apalagi menyangkut nyawa dan kesehatan manusia. Sterilisasi adalah salah satu upaya yang dilakukan masyarakat untuk menghentikan mempunyai keturunan atau sejenis keluarga berencana (KB). Namun dalam berita ini justru sterilisasi berujung maut yang menewaskan 15 wanita di India dan sebagian terluka. Silahkan membaca.
Racun Tikus dalam Obat Sterilisasi di India
Pemerintah India punya target untuk mensterilkan 165 ribu wanita
dan 26 ribu pria
di Chhattisgarh pada periode 2013-2014.
(Reuters/Anindito Mukherjee)
Mumbai, CNN Indonesia
--
Seng fosfida, bahan kimia yang sering digunakan
untuk membuat racun tikus, ditemukan di dalam obat untuk para wanita
yang menjalani program sterilisasi di kota Bilaspur, negara bagian
Chhattisgarh, India. (Populasi India yang
saat ini mencapai 1,2 miliar).
Temuan yang diungkapkan pejabat setempat, Siddhartha Pardeshi, semakin menguatkan dugaan malapraktik dalam operasi sterilisasi di klinik di Bilaspur yang telah menewaskan sekitar 15 wanita dan melukai puluhan lainnya pada pekan.
"Gejala yang ditunjukkan oleh para pasien sesuai dengan gejala keracunan seng fosfida," ujar Pardeshi, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (15/11).
Penyelidikan sebelumnya menemukan bahwa peralatan yang digunakan tidak higienis, berkarat, dan ruang bedah yang kotor, membuat sekitar 80 wanita yang menjalani sterilisasi menderita sakit. Kesimpulan ini diambil karena para korban memperlihatkan gejala keracunan. Korban selamat diduga telah mengalami kerusakan ginjal.
"Laporan awal menunjukkan bahwa peralatan yang digunakan berkarat dan obat yang diberikan palsu," kata Pardeshi kepada Reuters, Rabu (12/11) lalu.
Temuan yang diungkapkan pejabat setempat, Siddhartha Pardeshi, semakin menguatkan dugaan malapraktik dalam operasi sterilisasi di klinik di Bilaspur yang telah menewaskan sekitar 15 wanita dan melukai puluhan lainnya pada pekan.
"Gejala yang ditunjukkan oleh para pasien sesuai dengan gejala keracunan seng fosfida," ujar Pardeshi, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (15/11).
Penyelidikan sebelumnya menemukan bahwa peralatan yang digunakan tidak higienis, berkarat, dan ruang bedah yang kotor, membuat sekitar 80 wanita yang menjalani sterilisasi menderita sakit. Kesimpulan ini diambil karena para korban memperlihatkan gejala keracunan. Korban selamat diduga telah mengalami kerusakan ginjal.
"Laporan awal menunjukkan bahwa peralatan yang digunakan berkarat dan obat yang diberikan palsu," kata Pardeshi kepada Reuters, Rabu (12/11) lalu.
Sementara
itu, para korban sterilisasi dari desa sekitar terus membanjiri
sejumlah rumah sakit dengan keluhan seperti muntah, pusing dan bengkak
di beberapa bagian tubuh. Sebagian besar dari mereka mengaku telah
mengkonsumsi obat dari Mahawar Pharmaceuticals.
Hingga saat ini, pemerintah negara bagian Chhattisgarh menyatakan telah menyita 200 ributablet Ciprocin 500 dan lebih dari 4 juta tablet lain yang diproduksi oleh Mahawar Pharmaceuticals.
Hingga saat ini, pemerintah negara bagian Chhattisgarh menyatakan telah menyita 200 ributablet Ciprocin 500 dan lebih dari 4 juta tablet lain yang diproduksi oleh Mahawar Pharmaceuticals.
Penyidik juga menemukan bahwa R.K. Gupta, seorang dokter berpengalaman,
telah melakukan operasi sterilisasi dengan teknik tubektomi pada 80
wanita dalam waktu kurang dari tiga jam pada Sabtu pekan lalu. Operasi itu dilakukan di sebuah rumah sakit swasta yang tidak lagi beroperasi, dengan lingkungan bedah yang kotor. Gupta membantah telah melakukan kesalahan prosedur dan justru menyalahkan para wanita yang meminum obat sembarangan.
Padahal, Operasi sterilisisasi adalah hal yang biasa dilakukan di India untuk menurunkan tingkat populasi di negara tersebut, karena terbilang murah dan efektif. Menurut data pemerintah, mereka punya target untuk mensterilkan 165 ribu wanita dan 26 ribu pria di Chhattisgarh pada periode 2013-2014.
Akibat operasi sterilisasi, tingkat kelahiran India turun dalam beberapa dekade terakhir, namun tetap menempati urutan tertas sebagai negara dengan pertumbuhan penduduk tercepat di dunia.
Padahal, Operasi sterilisisasi adalah hal yang biasa dilakukan di India untuk menurunkan tingkat populasi di negara tersebut, karena terbilang murah dan efektif. Menurut data pemerintah, mereka punya target untuk mensterilkan 165 ribu wanita dan 26 ribu pria di Chhattisgarh pada periode 2013-2014.
Akibat operasi sterilisasi, tingkat kelahiran India turun dalam beberapa dekade terakhir, namun tetap menempati urutan tertas sebagai negara dengan pertumbuhan penduduk tercepat di dunia.
Sumber :
1. Sari AP.
Insiden Sterilisasi Racun Tikus dalam Obat Sterilisasi di India. 15 11 2014
[Internet]. Indonesia; 2014; Available from:
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20141115140633-113-11694/racun-tikus-dalam-obat-sterilisasi-di-india/